MAAF MASIH RANCANGAN SITE TERBARU NANTI, untu info klik blog kami di marskarateka.blogspot.com

Pages

Jumat, 24 Februari 2012

Asuransi Perlu Terapkan Teknologi Terkini

 Friday, 24 February 2012
JAKARTA – Perusahaan asuransi di Indonesia perlu melakukan transformasi administrasi dengan menerapkan teknologi terkini, termasuk penerapan teknologi paperless atau tanpa kertas.

Selain sebagai bagian dari upaya penyelamatan lingkungan, hal itu juga bisa mempercepat dan menghemat waktu dan biaya dari segala proses penanganan asuransi ke konsumen. ”Untuk memberi layanan optimal, perusahaan asuransi juga dituntut dapat memberikan layanan yang baik, cepat, dan efisien.Untuk itu,teknologi merupakan perangkat penunjang yang tidak diragukan lagi kebutuhannya,” ujar Ketua LOMA Society of Indonesia Ulian T Malik dalam diskusi rutin LOMA Society of Indonesia bertajuk ”Transformasi Administrasi Asuransi sebagai Paperless Company”yang digelar di Jakarta,kemarin.

Wakil Ketua Loma Society of Indonesia Emira E Oepangat mengatakan,para praktisi asuransi jiwa perlu untuk senantiasa meng-update pengetahuannya dengan teknologi apa yang tersedia saat ini dan apa yang sedang dilakukan perusahaan- perusahaan asuransi di negara lain. ”Ini untuk memberikan layanan yang terbaik bagi para pelanggannya,” ujar Emira yang juga menjabat sebagai Head of Corporate Sales Marketing and Bank Channel Distribution AIA Financial. Menurut Emira, dengan teknologi, semua proses bisa lebih hemat biaya dan waktu. Salah satunya dengan melalui email segala informasi tagihan dan surat menyurat dengan konsumen.

Nasabah juga menjadi mudah, mereka tidak perlu direpotkan menunggu formulir klaim dan sebagainya. Sebab,semuanya bisa diunduh via email atau lewat website perusahaan asuransi. Ulian menambahkan, diskusi itu baru sebatas pemahaman kepada anggota LOMA Society of Indonesia. Diharapkan, akan berlanjut ke perusahaan asuransi masing-masing anggota dan bergulir menjadi ”bola salju” untuk penerapan teknologi yang baik untuk efisiensi. Ulian mengatakan, pihaknya juga mencuatkan sejumlah persoalan aktual yang dihadapi perusahaan asuransi di Indonesia.

Seperti dalam diskusi tahun sebelumnya, LOMA mengangkat tema soal penggunaan obat secara rasional.Selama ini,konsumen tidak menggunakan obat secara rasional. Akibatnya, banyak nasabah yang terus menerus sakit, bahkan diserang penyakit yang berat. Ujung-ujungnya, klaim asuransi kesehatan meningkat. Berdasarkan survei yang dilakukan AIA Financial Indonesia, kebutuhan biaya untuk perawatan kesehatan keluarga Indonesia dalam dua tahun ini sudah naik dari 10% menjadi 13% dari total pendapatan.Diperkirakan, dalam lima tahun ke depan akan terus meningkat.

Menurut Ulian, semestinya ada pemahaman yang baik dari masyarakat Indonesia untuk kesehatan, khususnya dalam mengonsumsi obat. Seperti diketahui, LOMA Society of Indonesia merupakan organisasi para profesional pelaku dan praktisi asuransi di Indonesia yang sudah menyandang gelar Sertifikasi dan Fellow yang diperoleh dari Life Office Management Association, Inc,yang berpusat di Atlanta, Georgia,AS..hatim varabi

sumber : http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/472126/

Menghitung Premi Asuransi

 Seputar Indonesia, Selasa 6 Mei 2008, Eddy KA Berutu, Cara Perusahaan Menghitung Premi Anda


Bagaimana cara perusahaan asuransi menghitung premi asuransi ? saya akan menyajikan mekanisme perhitungannya kepada anda berdasarkan perhitungannya kepada anda berdasarkan dua acuan, yakni 
(1) hukum bilangan besar serta 
(2) mortalitas dan besaran premi.
Pertama, perusahaan asuransi menerapkan hukum bilangan besar. Filosofinya, risiko dan ketidakpastian semakin kecil bila jumlah yang diasuransikan mengalami peningkatan. Semakin besar jumlah orang yang masuk program asuransi jiwa, akurasi perkiraan terhadap kemungkinan kerugian asuransi semakin mudah dilakukan. Pada kondisi ini, perusahaan asuransi mampu mengantisipasi klaim asuransi di kemudian hari secara lebih akurat. Semain besar kelompok yang diasuransikan , kerugian yang akan dialami kelompok tersebut lebih mudah untuk diprediksi.
Contohnya, perusahaan asuransi akan menghadapi risiko besar ketika harus menutup pertanggungan asuransi bagi satu orang senilai Rp 100 juta selama satu tahun. Ketika jumlah orang yang diasuransikan mencapai 500 orang, tingkat ketidakpastian akan menurun meskipun risiko munculnya kejadian meninggal dunia tetap ada. Jika 500.000 berasuransi dalam satu kelompok , rata-rata tingkat fluktuasi kematian akan semakin menurun. Dengan demikian, perusahaan asuransi jiwa mampu mengantisipasi klaim asuransi secara lebih akurat.

Kedua, perusahaan asuransi jiwa menghitung premi berdasarkan hasil statistik dalam tabel tingkat mortalitas. Ini berbicara tentang tingkat mortalitas atau kematian pada setiap tingkatan usia. Tabel statistik ini merupakan catatan mortalitas yang diobservasi pada periode waktu sebelumnya. Dari hasil observasi, perusahaan asuransi membuat angka rata-rata sebagai tolak ukur untuk pembuatan ilustrasi probabilitas tingkat harapan hidup pada setiap kelompok usia.

Perusahaan asuransi menggunakan tabel mortalitas sebagai elemen utama dalam menghitung premi asuransi. Selain itu, perhitungan didasarkan pada besarnya biaya administrasi, biaya distribusi dan asumsi tingkat suku bunga. Besarnya elemen nonmortalitas ini bergantung pada kebijakan setiap perusahaan asuransi.
Secara umum, penentuan tingkat premi setiap perusahaan asuransi jiwa mengacu pada empat prinsip, yakni (1) premi asuransi akan dihitung dengan mempertimbangkan besarnya sebuah kelompok tertanggung. Prinsip rata-rata dan probabilitas hanya dapat berjalan jika diterapkan pada kelompok yang cukup besar. Semakin besar sebuah kelompok tertanggung, perhitungan preminya semakin mendekati hasil yang diperkirakan 
(2) meskipun tidak diketahui kapan dan bagaimana setiap anggota kelompok akan meninggal dunia nantinya, pengalaman masa lalu cukup baik digunakan sebagai pedoman perkiraan di masa depan 
(3) perusahaan asuransi jiwa membayar klaim polis asuransi jiwa yang diterbitkan dari sekumpulan dana hasil kontribusi para pemegang polis 
(4) setiap peserta berkontribusi pada akumulasi dana sesuai dengan tingakt risiko yang dimilikinya. Orang yang berusia lebih lanjut akan membayar tingkat premi lebih tinggi ketimbang mereka yang berusia lebih muda.
Dengan mengetahui cara perhitungan premi, seyogyanya kita menyadari bahwa kesadaran aktif untuk berasuransi sejak dini amat menentukan besarnya premi yang harus kita bayar. Pengelolaan risiko keuangan adalah wujud tanggung jawab kita kepada keluarga. Cara bijaknya adalah memindahkan risiko keuangan kepada perusahaan asuransi dengan membeli produk asuransi jiwa. Ini untuk mengurangi beban keuangan di masa mendatang akibat munculnya kemalangan/musibah dan ketidakpastian. Jangan tunda keputusan untuk berasuransi karena datangnya musibah tak pernah bisa diduga. Segera hubungi perusahaan asuransi atau agen asuransi yang anda kenal.